Wednesday 15 November 2017

Jalan-jalan ke Roma : mengintip puing-puing kekuasaan Romawi Kuno


Ciao! Benvenuti a Roma!
Perbedaan mencolok di Roma dibanding ibu kota negara di Eropa lain yg pernah saya kunjungi adalah
  1. dimana-mana ada gereja/basilika dan fountain/air mancur, so stunning,
  2. dimana-mana terdapat puing-puing bangunan kuno zaman Kekaisaran Romawi menjadi saksi kekuasaan Julius Caesar,
  3. tingkat ketampanan sebanding dengan brewok para pria yg berhasil menembus titik puncak kurva maskulinitas,
  4. tingkat kriminalitas dan homeless yang  tinggi, dan
  5. semua terasa murah di Roma.
Transportasi di Roma : Metrebus
Melihat keabadian sejarah peradaban Romawi Kuno di jantung kota Roma sebenarnya cukup 2-3 hari.
Selain hampir dapat ditempuh seluruhnya dengan berjalan kaki, saya juga membekali diri dengan tiket Metrebus. Tiket ini bisa digunakan untuk metro, bus, dan tram (saya paling sering pakai metro). Biasanya, saya beli 48h untuk 2 hari.
Variasi tiket Metrebus :
  • Roma 24h, valid 24 jam sejak pertama kali digunakan, harga €7 (± Rp 112,000)
  • Roma 48h, valid 48 jam sejak pertama kali digunakan, harga €12,5 (± Rp 200,000)
  • Roma 72h, valid 72 jam sejak pertama kali digunakan, harga €18 (± Rp 288,500)
Tiket Metrebus bisa dibeli di mesin tiket dengan uang lembaran atau koin (tidak bisa dengan Credit Card) di stasiun Metro (tanda M merah) dan kios-kios kecil sekitar stasiun/terminal.

Cara menggunakan tiket Metrebus di stasiun metro, tiket dimasukkan ke dalam slot yang tersedia lalu tiket akan *tuink* muncul lagi ke permukaan dan portal terbuka. Jangan lupa tiketnya diambil lagi dan disimpan ya.

Peta, selalu perhatikan peta. Jalur metro di Roma hanya ada 2, yaitu Linea A (warna merah) : Anagnina-Battistini dan Linea B (warna biru) : Laurentina-Ribibbia. Stasiun pusat adalah Roma Termini.

Dari Fiumicino Airport ke pusat kota, bisa menaiki TerravisionBus, ShuttleBus atau bus lainnya yang menuju Termini, sekitar 1,5 jam. Bisa juga dengan Trenitalia, kereta langsung seharga €14 (± Rp 224,000) , dari Stasiun Termini ke Fiumicino yang bisa dibeli di mesin tiket. Pilihan lainnya dari Stasiun Roma Tuscolana ke Fiumicino dengan kereta seharga €8 atau sekitar Rp 128,000.

Short story. Btw, homeless di Roma banyak banget dan berani-berani. Waktu pertama kali mau beli tiket di mesin di salah satu stasiun Metro, aku kan udah bisa sendiri ya. Tapi, ada ibu-ibu berdiri di mesin itu dan berlagak membantu saya untuk membeli tiket. Ujung-ujungnya, dia minta duit. Jadi, supaya hidup tetap aman, saya kasih koin, lupa berapa euro. Makanya, kalau melihat ada orang yang berdiri di mesin dan mau bantuin, mending pindah ke mesin lain aja. Kumbang tak hanya seekor, kembang tak hanya sekuntum. Begitu juga mesin tiket, tidak hanya sebiji. 
Lokasi-lokasi yang saya kunjungi di Roma.
1. Fontana del Tritone.
This fountain located in front of Sina Bernini Bristol Hotel, stasiun metro terdekat adalah Barberini. Fountain ini melukiskan Tripton, putra Neptunus, sedang meniupkan terompet kerangnya untuk menghentikan banjir. Tripton berlutut dengan alas kerang dan ditemani empat ekor lumba-lumba.

2. Fontana di Trevi
Dasar kolam paling biru dengan ukiran patung yang menakjubkan! Fontana di Trevi merupakan fountain paling terkenal dan paling ramai dikunjungi, selalu saja ramai. Lihat saja megahnya patung Neptunus dikelilingi patung-patung lain termasuk patung kuda. Luar biasa!
Keagungan Trevi. Fontana ini kami tempuh dengan berjalan kaki dari Stasiun Barberini, setelah melihat Fontana del Tritone
Keadaan sesungguhnya di Fontana di Trevi yang penuh dengan lautan manusia.

Mitos : Kalau melempar koin ke dasar kolam tanpa melihat ke belakang, kita akan kembali lagi ke Roma.
Fakta : Tahun 2016, saya lempar koin di Trevi. Tahun 2017 saya ternyata kembali lagi ke Roma dan melihat Trevi ini kembali.
Pertanyaan : Nah, tahun 2017 saya tidak melempar koin, apakah tahun 2018 saya tidak ke sana lagi?🙇


3. Palazzo Colonna
Palace ini merupakan gedung parlemen, tempat berjalannya pemerintahan Italia.
4. Colloseum
A must visit in Rome!Hebatnya orang Eropa adalah mereka tidak menutupi sejarah kelam mereka. Lihat saja Colloseum yang menjadi saksi pertandingan berdarah, tidak sayang nyawa, antara gladiator (prajurit bersenjata) melawan gladiator, gladiator melawan hewan buas, dan gladiator melawan narapidana. Ribuan penonton di masa Kekaisaran Romawi menjadikan pertandingan itu sebagai hiburan. Yang bertahan hidup hingga akhirlah yang menang.
Sampai detik ini, peninggalan peradaban Romawi dan semua reruntuhan puing-puing saksi kemegahan dipertahankan, dirawat dan dipugar menjadi sumber devisa negara dari sektor pariwisata.
Colloseum dipugar, rencana pemerintah Roma adalah membangun kembali bagian-bagian yang telah rusak pada arena pertandingan ini sehingga menjadi arena Colloseum seperti yang dirancang sedia kala. Stasiun metro terdekat adalah Colloseo (Linea B).
5. Museum Vittorio Emanuele II
Vittorio Emanuele II adalah raja pertama Italia bersatu. Museum besar berlantaikan marmer ini memiliki balkon yang menyajikan pemandangan kota Roma dari atas. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Colloseum. Free  entry!
teras depan Museum Vittorio Emanuele II
6. Basilika St. John Lateran dan Patung San Fransesco di Assisi.
Basilika dan patung San Fransesco di Assisi. ini sebenarnya tak sengaja kami temukan karena dekat dengan apartemen menginap. Basilika St. John Lateran merupakan gereja tertua dan katedral di Roma yang termasuk kategori must visit untuk basilika. Ada patung 12 murid Yesus di dalam basilika. Ingat, untuk berpakaian sopan ya.
Di seberang basilika St John lateran, terdapat patung St. Fransesco di Asssisi, Santo pelindung lingkungan hidup.
7. Pantheon
Pembangunan Pantheon didedikasikan sebagai rumah semua dewa. Teras depan disambut dengan tiang-tiang kuil menjulang dan di bagian dalam terdapat kubah besar dengan Olucus, lubang cahaya, yang berada di tengah kubah. Keberadaan Pantheon membuktikan bahwa bangsa Roma kuno sangat mengagungkan dewa dewi mereka. Kini, rumah persembahan megah ini menjadi tempat pusara beberapa pimpinan Italia.
sumber : http://www.polomusealelazio.beniculturali.it
Tulisan M. AGRIPPA L. F. COS. TERTIUM FECIT artinya "Marcus Agrippa, son of Lucius, in his third consulate, made it." Meskipun masih diperdebatkan, pernyataan ini paradoks karena bukan Agrippa yang membangunnya mengingat Pantheon punya banyak bagian.

8. Piazza Navona

Piazza Navona adalah alun-alun luas yang memiliki tiga fountain sekaligus, yaitu Fontana dei Quattro Fiumi, Fontana dei Moro dan Fontana del Nettuno. Cocok untuk menghabiskan sore yang hangat di Roma.
sumber : http://europeantrips.org/piazza-navona.html/piazza-navona-2


Belanja oleh-oleh
1. OVS
Layaknya department store, OVS menjual kosmetik hingga pakaian. Harga kosmetik dimulai dari €1, sudah cukup kan untuk membeli oleh-oleh dengan tulisan made in Italy atau made in Germany. Tepat untuk membelikan oleh-oleh kosmetik, tas atau pakaian.
2. Souvenir, gantungan kunci, magnet kulkas, miniatur bangunan, dan lain-lain
Banyak sekali kios souvenir di sekitar ruas jalan Fontana di Trevi. Telusuri dan temukan banyak harta karun dengan harga dimulai dari €10 (sekitar Rp 160,000) untuk 10 buah gantungan kunci misalnya. 

Kuliner
Gelato
Sejak masa romawi kuno, kenikmatan dessert  ini sangat dikagumi hingga tersebar di seluruh dunia. Dengan berbagai pilihan rasa dan warna, gelato mampu menarik selera untuk mencicipinya. Kami mencoba gelato di sekitar Fontana di Trevi. Lengkapi jalan-jalan siang dengan kesegaran yang ditawarkan gelato. Rata-rata harga gelato per scoop adalah €2,5 (sekitar Rp 40,000)


Pasta

Pasta al dente! Bermacam pasta yang ditawarkan di Roma. Di sepanjang jalan dan taman anda bisa menemukan kios yang menjual pasta. Harga yang ditawarkan mulai dari €7 (sekitar Rp 112,000) pasta dan cola.Yang membedakan pasta Roma dan pasta lainnya adalah suasana, atmosfer memakan pasta di Roma. 
Ada teori yang bilang pasta berasal dari Cina, ada juga yang bilang dari Timur Tengah lalu dibawa ke Italia, selanjutnya Italian membuat resep agar pasta dapat awet yaitu dengan menjadikan adonan kering.

Pizza
Pizza adalah cinta sejati karena pizza tak pernah mengkhianati. Yep, that's right. Itulah sebabnya Elizabeth dalam kisah Eat, Pray and Love menjatuhkan pilihan kota kuliner di Roma. Pizza yang ditawarkan di Roma dijual hitung per gram nya. Saya menjadikan pizza sebagai sarapan, hampir semua kios menjual pizza.

Tiramisu POMPI
Masih suka yang manis-manis, cobalah dessert ini, tiramisu POMPI. Oh lala, delizioso!

Catatan kecil:
1. Cari penginapan melalui airbnb yang dekat dengan stasiun Metro.
Review saya terhadap Gualtiore, host kami.
Saran airbnb Apartment in Rome "Your House"
2. Sandal atau sport shoes? Jawabannya adalah sport shoes. Hari pertama saya mencoba keliling jantung Roma dengan sandal karena terinspirasi dengan wanita-wanita di pinterest yang pakai dress/rok dan sandal di musim semi, alhasil kaki saya sakit menapak jalan batu.

3. Awas rampok! Tingkat pendatang dan imigran yang tinggi sebanding dengan tingkat kriminalitas, membuat tingkat siaga Anda harus semakin tinggi pula. Pun sudah banyak kejadian aksi terorisme terjadi di Eropa, tentara siaga di setiap sudut jalan dan semua stasiun. Meskipun kehadiran mereka lumayan buat cuci mata, tapi ini artinya Roma bukanlah kota yang aman dan tentram.
Tentara ada dimana-mana. Biasanya mereka berjaga berdua, bahkan di jalan-jalan protokol. Hanya saja, jangan tanya arah ke mereka, rata-rata gak tahu jalan.
Sekian dulu cerita dari saya di Roma.
God bless you!💕

Punya pertanyaan seputar travelling ke Roma? Atau punya pengalaman tersendiri selama di Roma? Feel free to leave your comment below. :)
Ingin ke Italia? Yuk baca dulu tips-pemula-mengajukan-visa-schengen

Mumpung di Italia dna ingin ke Vatikan? baca di simple-guide-to-visit-vatican-museum
Cerita ini merupakan cerita terakhir Europe Trip saya, yang pernah diringkas semua biaya dan itinerary di ke-eropa-dengan-20-juta-selama-17-hari

No comments:

Post a Comment